Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen
Terhadap Pelayanan Sego Kucing Pak Dik Cabang Kebayoran Baru.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Seiring perkembangan era di abad 21 ini adalah terjadinya
globalisasi
bisnis. Saat ini banyak kegiatan bisnis
yang bergerak di bidang kuliner. Setiap manusia di seluruh belahan dunia
memerlukan makanan karena merupakan faktor utama yang penting dan berpengaruh
bagi kehidupan sehari-hari. Di Indonesia sendiri telah berkembang, di bidang
kuliner dengan mudah dapat dijumpai di setiap pelosok daerah. Mulai dari warung
tradisional seperti warteg, cafe, sampai restoran ternama pun tersedia. Masing-masing usaha tersebut pasti memiliki
ciri khas tersendiri dalam mempromosikan sampai penyajiannya.
Makanan merupakan kebutuhan pokok yang utama yang
harus dipenuhi demi memenuhi kelangsungan hidup makhluk hidup terutama manusia.
Salah satu usaha kuliner atau makanan yang memiliki nama yang unik adalah “sego
kucing” yang biasa disebut dengan “angkringan nasi kucing”. Warung makan ini
termasuk usaha yang bergerak dalam bidang usaha dagang. Mengapa disebut nasi
kucing? Karena Sego kucing menyediakan berbagai jenis makanan dalam porsi atau
ukuran kecil seperti ukuran makanan kucing pada umumnya. Lauk pauk yang
tersedia antara lain sate keong, sate usus, gorengan, nasi putih isi, susu
jahe, wedang jahe, es teh manis, dan masih banyak lagi.
Awalnya “nasi kucing” hanya dapat ditemui di daerah
Jawa saja seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Solo. Kini usaha dagang tersebut
telah tersebar di beberapa wilayah Jakarta. Kegiatan utama nya adalah
memberikan pelayanan yang nyaman, kualitas makanan yang enak, dan harga
bersahabat bagi para konsumen agar mereka tertarik dan berminat menjadi
pelanggan tetap.
Keberhasilan penjualan sego kucing sangat berkaitan
dengan kepuasan konsumen. Mengukur kepuasan konsumen merupakan suatu bagian
penting untuk mendapatkan hasil di dalam suatu bisnis.
Hal utama yang harus diperhatikan dalam membangun
minat beli konsumen adalah menciptakan kreasi seunik mungkin untuk menarik
konsumen untuk mengkonsumsi suatu produk. Semua upaya yang dilakukan untuk
mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya sama
sekali jika tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan dan tidak ada keuntungan
yang diperoleh bagi perusahaan tersebut.
Mengukur kepuasan konsumen merupakan suatu bagian
penting untuk mendapatkan hasil di dalam suatu bisnis. Pengukuran minat beli
konsumen adalah hal yang harus dilakukan bagi setiap pemilik usaha untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan penjualan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan.
Hal ini akan memberikan suatu pembelajaran bagi si
pemilik usaha dalam meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan produk-produk
menarik kepada konsumen demi berlangsung nya usaha di masa yang akan datang
serta dengan tujuan utama yaitu mendapatkan laba.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “ ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN SEGO KUCING PAK DIK
CABANG KEBAYORAN BARU ”.
1.2 Rumusan
dan Batasan Masalah
a. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan seperti di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat
kepuasan konsumen terhadap Pelayanan Usaha Sego Kucing Pak DIK Cabang Kebayoran
Baru?
b. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas serta rumusan masalah maka penulis membatasi masalah, tentang kepuasan
konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh Usaha Dagang Sego Kucing Pak
Dik Cabang Kebayoran Baru dengan menyebarkan kuesioner terhadap 100 responden.
Kuesioner tersebut dibagikan pada 100 responden yang penyebarannya dilakukan
bulan bulan April 2012.
1.3 Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui tingkat kepuasan konsumen Usaha Sego Kucing Pak Dik Cabang Kebayoran
Baru.
1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat akademis dari penelitian ini bagi pemilik usaha untuk
mengetahui bagaimana menentukan strategi pelayanan terhadap konsumen terutama
konsumen harus memperhatikan atribut apa saja yang dianggap penting untuk
membuat konsumen merasa puas. Sedangkan manfaat praktisnya adalah untuk
mengetahui kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak Usaha
Sego Kucing Kebayoran Baru.
1.5 Metode
Penelitian
Metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu metode chisquare
(walpole,1995) metode chisquare digunakan untuk pengujian hipotesa. Dan
menggunakan metode skala likert (SKL).
Dalam pengumpulan data untuk penulisan ilmiah ini,
penulis melakukan penelitian dengan cara sebagai berikut :
1.5.1 Objek
Penelitian
Penelitian dilakukan pada Usaha Sego
Kucing Manggarai yang bertempat di Jl. Manggarai Utara 1 tepat nya lokasi
berada di depan Stasiun Manggarai Jakarta Selatan. Objek penelitian adalah
konsumen yang datang membeli menu makanan atau minuman di Sego Kucing.
1.5.2 Metode
Pengumpulan Data
Data yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah :
1)
Riset Lapangan
·
Kuesioner yaitu dengan membagikan daftar
pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
·
Observasi yaitu terjun langsung ke
lapangan tempat penelitian sebagai pelengkap agar data yang diperlukan dapat
diperoleh hasil yang lebih akurat.
2)
Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu pengumpulan, pengolahan, dan menganalisa data dengan
mempelajari buku/diktat kuliah yang kiranya dapat membantu penulisan karya
ilmiah ini.
1.5.3 Hipotesis
Ho : Konsumen Usaha Sego Kucing Pak
Dik Cabang Kebayoran Baru tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan
Ha : Konsumen Usaha Sego Kucing Pak Dik Cabang Kebayoran
Baru puas terhadap pelayanan yang diberikan.
1.5.4 Alat
analisis yang digunakan
1. Analisis Deskriptif : Penelitian ilmiah ini penulis mengumpulkan data
yang digambarkan melalui hubungan antara populasi dan sampel.
Populasi : Menghimpun seluruh pelanggan yang berkunjung selama bulan
April 2012.
Sampel : Menghimpun 100 pelanggan yang menerima daftar pertanyaan
kuesioner.
2. Analisis Kuantitatif
Alat analisis yang digunakan pada data kuantitatif ini
penulis menguji dengan cara uji skala likert dan uji chi square.
Uji skala likert adalah pengujian yang dirancang untuk
memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang
menguraikan jasa atau produk.
Uji chi square adalah penguian mengenai perbandingan
antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi aktual dengan
frekuensi harapan ekspektasi (Fe) yang didasari hipotesis tertentu.
Metode yang
digunakan untuk menganalisis data yaitu metode chisquare (walpole,1995) metode
chisquare digunakan untuk pengujian hipotesa digunakan dengan rumusan sebagai berikut:
( Fo – Fe )2
X2 = ∑
Fe
Dengan keterangan :
X2 :
Chi Square Hitung
Fo :
Frekuensi Observasi
Fe :
Frekuensi Harapan
Menggunakan tingkat signifikan a= 5% = 0,05.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk
(2000) adalah “consumer behavior can be defined as the behavior that customer
display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of
products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian
tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang
diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan
mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
2.1.1 Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen.
a. Faktor eksternal
Merupakan faktor yang
meliputi pengaruh keluarga, kelas social, kebudayaan, marketing strategy, dan
kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki
pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan perilaku seseorang dalam
pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.
b. Faktor
Internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal
adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar
menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari
pengalaman.
c. Konsep
Produk
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan
produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing
tersebut murah, produksi efisien, dan distribusi yang intensif. Konsumen akan
menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang
tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur lengkap.
2.2 Pemasaran Jasa
Jasa
merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa
tidak berwujud, tidak dapat dipindahkan dan mudah habis. Akibatnya jasa
biasanya memerlukan pengendalian kualitas dan kemampuan penyesuaian. Contoh :
hotel, salon kecantikan,lembaga pendidikan.
Menurut Philip Kotler (2005), dalam industri jasa terdapat tiga
jenis pemasaran yaitu:
1.
Pemasaran
Eksternal (Eksternal Marketing), yaitu aktivitas perusahaaan dalam
mempersiapakan, menentukan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa
kepada masyarakat.
2.
Pemasran
Internal (Internal Marketing), yaitu aktivitas perusahaan dalam melatih dan
memotivasi karyawan sehingga dapat melayani konsumen dengan baik. Perusahaan
harus melatih karyawanya secara efektif serta dapat bekerja sama denagn tenaga
pendukung dalam mencapai kepuasasn pelanggan.
3.
Pemasran
interaktif ( Interactive Marketing), yaitu keahlian karyawan dalam melayani
konsumen. Dalam hal ini khusus berlaku bagi jasa profesional dimana konsumen
menilai suatu pelayanan tidak hanya menilai sesuatu pelayanan tidak hanya
menilai mutu tekniknya saja,namun dilihat juga dari segi fungsionalnya menyangkut cara penyampaian jasa tersebut.
2.2.1 Karakteristik Jasa
Menurut kotler yang dikutip oleh j.supranto (2001), jasa memiliki empat
karakteristik utama yang sangat mempengaruhi desain atau rancangan program
pemasaran yaitu :
1.
Tidak
berwujud
Jasa tidak
berbentuk, tidak dapat dirasakan sebelum dibeli. Pembeli atau penikmat jasa
biasanya akan mencari tanda bukti dari sebuah pelayanan jasa, baik mutu jasa,
tempat, orgniasasi dan harga-harga yang mereka lihat untuk mengurangi
ketidakpastian mereka. Oleh karena itu maka penyedia jasa mempunyai tugas utama
untuk mengelola bukti-bukti atau menyatakan yang tidak nyata. Teanag pemasaran
jasa pun di tantang untuk memberikan bukti fisik atau citra pada penawaran
abstrak.
2. Tidak dapat di pisahkan
Jasa
dihasikan secara khusus untuk dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Jika jasa
diberikan pada seseorang pada seseorang maka orang tersebut merupakan bagian
dari jasa. Interaksi yang terjadi antara penyedia dan klien inilah merupakan
ciri khusus dari pemasaran jasa baik klien maupun penyedia akan mempengaruhi
hasil jasa.
3.
Keanekaragaman
Jasa sangat
beranekaragam tergantung pada siapa,kapan,serta dimana jasa di sediakan.
4.
Keadaan
jasa tidak tahan lama
Jasa tidak
dapat di simpan.keadaan tidak tahan lama dari jasa bukanlah suatu jika permintaan stabil.
2.2.2 Penilaian
kualitas pelayanan jasa
Menurut Freddy Rangkuti (2003:17), salah satu
cara agar penjualan jasa suatu perusahaan lebih unggul di bandingkan para
pesainganya adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu
yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Tingkat kepentingan konsumen
terhadap jasa yang akan mereka terima dapat dibentuk berdasarka pengalaman dan
asarn yang merak peroleh.
Bila jasa yang
meraka nikmati ternyata, berbeda jauh dibawah jasa mereka harapkan, para konsumen akan
kehilangan minat terhadap pemberi jasa tersebut. Sebaliknya jika jasa yang
mereka nikmati memenuhi atau melebihi tngkat kepentingan, mereka akan cendrung
memakai kembali jasa tersebut.
Tingkat kualitas
pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus
di pandang dari penilaian pelanggan. Karena itu, dalam merumuskan strategi dan
program perusahan, perusahaan harus berorientasi pada kepentingan pelanggan
denagn memperhatikan komponen kualitas pelayanan.
Menrut Parrasuraman yang dikutip Oleh Freddy Rangkuti (2006 :18) menemukan
bahwa konsumen mempunyai kriteria yang pada dasarnya identik dengan beberapa
jenis jasa yang memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kreteria tersebut adalah
realibility atau keandalan, responsivesses atau ketanggapan, assurnce atau
jaminan, empaty atau empati dan tanggibels atau bukti nyata atau kasat nyata.
Dari berbagai
macam kreteria tersebut dapat disederhanakan menjadi 5 dimensi yaitu :
1.
Realibility
atau keandalan yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai yang di
janjikan dengan cepat, akurat dan memuaskan.
2.
Responsiveness
atau ketanggapan yaitu kemampuan untuk menolong pelanggan dan ketersediian
untuk melayani pelaggan denagn baik.
3.
Assurance
atau jaminan yaitu pengetahuan,kemempuan serta kesopanan karyawan serta
sifatnya dapat dipercaya sehingga pelangga terbebas dari resiko.
4.
Emphaty
atau empati yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian dan memenuhu kebutuhan
pelanggan, serta kemudahan untuk di hubungi.
5.
Tangible
atau bukti langsung yaitu meliputi fasilitas fisik perlenkapan karyawan dan
sarana komunikasi.
Salah asat faktor yang
mementukan kepuasan pelanggan adalah peseppsion menganai kualitas jasa yang
berfokus pada lima dimensi tersebut
2.3 Pengertian
Pemasaran
Definisi pemasaran menurut Kotler (2002 : 8) adalah
proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok
dalam menyampaikan produk, yaitu barang dan jasa yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi
melalui penciptaan produk yang berkualitas.
Definisi
pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan
(needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya,
kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta
prospek.
2.3.1 Bauran Pemasaran Produk Jasa
Menurut Philip
Kotler (2002 : 18), pengertian bauran pemasaran adalah alat yang digunakan
perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya yang digunakan di
pasar sasaran.
Menurut
Philip Kotler bauran pemasaran terdiri dari :
1. Product
(Produk)
Produk
adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai
manfaat kepada pelanggan. Produk meliputi unsure-unsur daftar harga, potongan,
bonus, jangka waktu pembayaran, aturan kredit. Yang menjadi focus utama pada
produk adalah kualitas.
2. Price
(Harga)
Harga
adalah sejumlah nilai yang ditukarkan oleh pelanggan dengan manfaat memiliki
atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual
melalui tawar-menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama
terhadap semua pembeli.
Price
meliputi unsure-unsur daftar harga, potongan, bonus, jangka waktu pembayaran,
aturan kredit. Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai sebagai masalah
utama yang dihadapi oleh perusahaan.
3. Promotion
(promosi)
Promotion
mix ( Bauran promosi ) terdiri dari :
a. Advertising
(periklanan)
Merupakan
suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai
oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal. Media yang sering
digunakan dalam advertising ini adalah radio, televise, majalah, surat kabar
dan billboard.
b. Personal
Selling (penjualan perorangan)
Merupakan
perjanjian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih
calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisrnya penjualan.
c. Sales
Promotion (promosi penjualan)
Merupakan
segala kegiatan pemasaran selain personal selling, advertensi dan publisitas
yang merangsang pembelian oleh pelanggan dan keefektifan agen seperti pameran,
pertunjukan, demonstrasi segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara
teratur atau kontinyu.
d. Publicity
(publisitas)
Merupakan
usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal dengan
membuat, baik yang berupa bersifat komersil tentang produk tersebut di dalam
media cetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media
tersebut.
4. Place
(Tempat)
Place
dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran
distribusi, dalam hal ini berhubungan bagaimana cara penyampaian jasa kepada
pelanggan dan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalam
hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu :
a. Pelanggan
mendatangi pemberi jasa (perusahaan) : apabila keadaannya seperti ini maka
lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan
pelanggan sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
b. Pemberi
jasa mendatangi pelanggan : dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi
yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
c. Pemberi
jasa dan pelanggan tidak bertemu langsung, berarti service providen dan
pelanggan berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, computer atau
surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi
antara kedua pihak dapat terlaksana.
2.4 Pengertian
Kepuasan
Pengertian kepuasan menurut Philip Kotler dan Amstrong (2004:10) kepuasan pelanggan ( customer
satisfaction ) dalah tingkat dimana anggapan kerja (perceived performance)
produk akan sesuai dangan harapan seorang pembeli. Bila kerja produk jauh lebih
rendah dibandingkan harapan pelanggan, pembelinya tidak merasa puas. Bila
kinerjanya sesuai dengan harapan atau melebihi harapan. Pembeli merasa puas
atau merasa gembira.
Menurut Philip
Kotler (2004:42) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul
setelah membandingkan persepsi atau kesannya terhadap kinerja hasil atau suatu
produk dan harapan-harapannya.
Menurut F Gerson
(2001:3) kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya
telah trpenuhi atau terlampaui.
Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi/kesan atas
kinerja dan harapan. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan tiidak puas. Jika
kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan,
pelanggan amat puas atau senang.
Banyak perusahaan memfokuskan pada kepuasan tinggi
karena para pelanggan yang kepuasannya hanya pas mudah untuk berubah pikiran
bila mendapat tawaran yang lebih baik. Mereka yang amat puas lebih lebih sukar
untuk mengubah pilihannya. Kepuasan tinggi atau kesenangan yang tinggi
menciptakan kelekatan emosional terhadap merek tertentu, bukan hanya kesukaan/
preferensi rasional. Hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi. Bagi
perusahaan yang berfokus pada pelanggan, kepuasan pelanggan adalah sasaran
sekaligus alat pemasaran.
2.4.1
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan konsumen
Menurut
Freedy Rangkuti (2002), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan, antara lain : Nilai, Daya Saing, Persepsi pelanggan, Harga, Citra,
Tahap pelayanan, Momen pelayanan (Situasi pelayanan).
a. Nilai
Nilai
adalah pengkajian secara menyeluruh manfaat dari suatu poduk, yang didasarkan
pada persepsi pelanggan atas apa yang telah diterima oleh pelanggan dan yang
telah diberikan oleh produk tersebut. Walaupun jasa tersebut bernilai suatu
produk, semakin bertambah kebutuhan pelanggan yang dapat dipenuhi oleh produk
tersebut, yang dibutuhkan oleh pelanggan adalah pelayanan serta manfaat dari
produk tersebut.
Walaupun
suatu jasa berkualitas serta memuaskan pelanggan, tetapi belum tentu jasa
tersebut bernilai bagi pelanggan. Semakin bernilai suatu produk, semakin
bertambah pula kebutuhan pelanggan yang dapat dipenuhi oleh produk itu.
Pelanggan akan semakin loyal bila produk tersebut semakin bertambah pula
kebutuhan pelanggan. Semakin bernilai suatu produk, semakin bertambah pula
kebutuhan pelanggan yang dapat dipenuhi oleh produk.
b. Daya
saing
Suatu
produk mempunyai daya saing bila keunikan dan kualitas pelayanan disesuaikan
dengan manfaat serta pelayanan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Manfaat suatu
produk tergantung pada seberapa jauh produk tersebut memenuhi nilai-nilai yang
dibutuhkan oleh pelanggan.
c. Persepsi
pelanggan
Persepsi
didefinisikan sebagai proses dimana individu memilih mengorganisasikan, serta
mengartikan stimulus yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna.
Presepsi dengan pelanggan terhadap produk/jasa berpengaruh terhadap tingkat
kepentingan pelanggan, kepuasan pelanggan dan nilai.
d. Harga
Harga
yang rendah menimbulkan persepsi produk yang tidak berkualitas, juga dapat pula
menimbulkan persepsi pembeli tidak percaya kepada penjual sebaliknya, harga
yang tinggi menimbulkan persepsi produk tersebut berkualitas tetapi apabila
harga yang terlalu tinggi juga menimbulkan persepsi penjual tidak percaya
kepada pembeli.
e. Citra
Citra
yang buruk menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas, sehingga pelanggan
mudah marah untuk kesalahan kecil sekalipun. Citra yang baik menimbulkan
persepsi produk berkualitas, sehingga pelanggan memaafkan suatu kesalahan,
meskipun tidak untuk kesalahan selanjutnya.
f. Tahap
pelayanan
Ketidakpuasan
yang diperoleh pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa kualitas
pelayanan yang buruk untuk tahap pelayanan secara keseluruhan.
g. Momen
pelayanan (Situasi pelayanan)
Persepsi
pelanggan terhadap suatu pelayanan ditentukan oleh pelayanan proses pelayanan
lingkungan fisik dimana pelayanan diberikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek
Penelitian
Obyek
penelitian adalah konsumen atau pelanggan “Usaha Sego Kucing Pak Dik “Cabang
Manggarai” yang beralamat Jl. Manggarai Utara I, Jakarta Selatan.
3.2 Data
/ Variabel yang digunakan
Dalam penulisan ilmiah data yang
digunakan berupa data primer, di mana data tersebut diambil berdasarkan
penelitian kuesioner yang langsung terhadap pelanggan. Dalam menentukan tingkat
kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Sego Kucing
Manggarai yaitu kehandalan, keresponsifan, empati, dan berwujud untuk
mengetahui pelayanan yang diberikan sebagai data berikut ini maka hal-hal yang
akan diteliti oleh penulis :
a. Jenis
Pelayanan
b. Harga
yang ditetapkan
c. Makanan
yang ditawarkan
d. Kecepatan
e. Waktu
menunggu (mengantri)
f. Kecekatan
(Cepat tanggap)
g. Efektifitas
h. Keahlian/keterampilan
i.
Perhatian
j.
Keramahan
k. Komunikasi
efektif
l.
Lokasi yang strategis
m. Kelengkapan
dan kebersihan
n. Kerapihan
dan kenyamanan
3.3 Teknik
Pengambilan Sampel
Dalam
penulisan ini teknik sampling yang digunakan adalah Sampling Acak Sederhana (
Simple Random Sampling ) dimana dalam pengambilan sampel tiap sampel yang
berukuran sama memiliki suatu probabilitas atau kesempatan yang sama untuk
terpilih dari populasi.
1. Populasi
adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri - ciri yang telah
ditetapkan. Kualitas atau ciri-ciri tersebut dinamakan variabel. Populasi
penelitian merupakan para pelanggan sego kucing yang menggunakan pelayanan jasa
pada Sego Kucing Pak Dik.
2. Sampel
adalah bagian dari populasi. Survei sampel dapat didefinisikan sebagai suatu
prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang digunakan untuk
menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi. Sampel penelitian
merupakan 100 orang pelanggan dari keseluruhan populasi yang diperoleh penulis
dengan menggunakan sampling acak yaitu penulis mengambil sampel secara acak
dimana masing-masing responden memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.
3.4 Metode
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
1)
Kuesioner
Kuesioner adalah
alat pengumpulan data dengan kuesioner yang digunakan dalam peneltitian ini
dimana 100 orang responden mengambil jawaban yang paling relevan untuk menjawab
pertanyaan yang sesuai.
Kuesioner yang
dibuat dalam penelitian ilmiah ini terdiri dari 14 pertanyaan yang berkaitan
dengan tingkat pelayanan. Daftar pertanyaan yang berkaitan dengan kualitas
pelayanan mengandung 5 variabel diantaranya :
a. Reability
(kehandalan), yaitu jenis pelayanan yang diberikan,
b. Responsiveness
(kecepatan), yaitu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan dengan
cepat. Kemampuan tersebut adalah tanggapan terhadap keluhan dari konsumen,
cepat dalam pelayanan, mempunyai inisiatif dalam memberikan informasi dan
pelayanan kepada pelanggan.
c. Assurance
(jaminan), yaitu profesionalisme, kesopanan, dan kemampuan karyawan untuk
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Yang akan diteliti adalah
profesionalisme dan kemampuan karyawan dalam menangani pelanggan.
d. Emphaty
(perhatian), yaitu perhatian secara individu kepada pelanggan. Yang akan
diteliti adalah sikap sopan kepada pelanggan, memberikan perhatian penuh kepada
masing-masing pelanggan serta sikap tanggap karyawan terhadap pelanggan.
e. Tangibles
(wujudnya), yaitu tampilan fisik Sego Kucing Manggarai seperti kelengkapan,
kebersihan, kenyamanan, dan fasilitas.
3.5 Alat
Analisis yang Digunakan
Skala Pengukuran
Di dalam penulisan ini penulis menggunakan skala Likert,
yaitu merupakan jenis ordinal, juga tidak bisa dilakukan operasi matematika
(x,/,+,- dan ^). Skala Likert memberikan sekor 1-5 untuk mengetahui derajat
responden terhadap serangkaian pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner (M.Iqbal Hasan 2002:27).
Berdasarkan jumlah responden 100
orang, maka dapat ditentukan bobot penilaian dengan menggunakan interval, yang
dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan terendah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Peneletian dan kelas interval
Kategori
|
Kelas Interval
|
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Sangat Tidak Puas
|
420 – 499
340 –419
260 – 339
180 – 259
100 – 179
|
Tabel 3.2
Interval bobot
Kategori
|
Bobot
|
Sangat Puas
(SP)
|
5
|
Puas (S)
|
4
|
Cukup Puas
(CP)
|
3
|
Tidak Puas
(TP)
|
2
|
Sangat Tidak
Puas (STP)
|
1
|
Penggolongan
kategori tiap indikator dihitung berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil kuisioner
dengan mengalikan besar bobot pada kategori yang ditentukan dengan jumlah
responden yang telah menjawab masing-masing kategori (j.supranto (2003:407)) .
Dari jumlah nilai yang
didapat maka penilaian terhadap responden dapat dikelompokan menjadi kelas-kelas
interval sebagai berikut.
a. Nilai
tertinggi = total responden X bobot
tertinggi
= 100 X 5
= 500
b. Nilai
terendah = total responden X bobot
terendah
= 100 X 1
= 100
c. Jarak = nilai tertinggi – nilai
terendah
= 500 – 100
= 400
d. Interval = jarak / banyaknya kelas
= 400 / 5
= 80
Maka
ditentukan pengelompokan sebagai berikut :
3.5 Alat
Analisis
Metode yang
digunakan untuk menganalisis data yaitu metode chisquare (walpole,1995) metode
chisquare digunakan untuk pengujian hipotesa digunakan dengan rumusan sebagai berikut:
(
Fo – Fe )2
X2 = ∑
Fe
Dengan keterangan :
X2
: Chi Square Hitung
Fo
: Frekuensi Observasi
Fe
: Frekuensi Harapan
Menggunakan tingkat signifikan a= 5% = 0,05.
Dengan hipotesa penelitian sebagai berikut :
Ho : Konsumen Usaha Sego Kucing Pak Dik Cabang Manggarai
tidak puas terhadap pelayanan yang
diberikan
Ha : Konsumen Usaha Sego Kucing Pak Dik Cabang Manggarai puas terhadap
pelayanan yang diberikan.
Dan dengan Langkah – langkah hipotesis :
1.
Ho : Konsumen Usaha Sego Kucing Pak Dik
Cabang Manggarai tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan
Ha : Konsumen Usaha
Sego Kucing Pak Dik Cabang Manggarai puas terhadap pelayanan yang diberikan.
2.
Taraf nyata (α) : 5% = 0,05
3.
Derajat Bebas (Db) = k-m-1
4.
Wilayah kritis
X2 tabel = X2 (α ;Db)
5.
Nilai Hitung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar