Senin, 19 Maret 2012

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif
Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal.
Penalaran deduktif adalah sebuah jalan pemikiran yang menggunakan argumen-argumen deduktif untuk beralih dari premis-premis yang ada, yang dianggap benar, kepada kesimpulan-kesimpulan, yang mestinya benar apabila premis-premisnya benar. Penalaran deduktif juga merupakan proses penalaran untuk menarik kesimpulan dari hal-hal atau fakta-fakta yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi.

Faktor-faktor penalaran deduktif
1)         Terdapat pada kalimat utama
2)         Penjelasannya berupa hal-hal yang umum
3)         Kebenarannya jelas dan nyata
Contoh :
Sebuah sistem generalisasi.

Bentuk-bentuk Penalaran Deduktif
  1. Penalaran deduktif silogisme
Suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.
 A) Silogisme Kategorial
Bentuk penalaran yang berusaha menghubungkan dua proporsi yang berlainan menjadi kesimpulan yang merupakan proporsi ketiga. Silogisme kategorial dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian.
  • Premis umum : premis mayor ( My )
  •  Premis khusus : premis minor ( Mn )
  • Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
 B) Silogisme Hipotesis, atau pengandaian
Semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesa. Jika X maka Y.

C) Silogisme Alternatif, atau silogisme disjungtif
Karena proporsi mayornya merupakan sebuah proporsi alternatif, sebaliknya proporsi minornya adalah proporsi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.

D) Entimem, penalaran deduksi secara langsung atau silogisme yang diperpendek.
Setiap premis muncul satu kali dalam kesimpulan.
Contoh: Premis mayor: Siapapun yang menjadi ketua kelas adalah murid teladan
Premis minor: Vanesa terpilih menjadi ketua kelas
Konklusi: Vanesa adalah seorangt murid teladan.
Entimemnya: Vanesa adalah seorang murid teladan karena ia terpilih menjadi ketua kelas.

E) Generalisasi
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena itu (khusus ke umum).

F) Hipotesis
Suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Manfaat hipotesis adalah memberi batasan dan memperkecil jangkauan penelitian, sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta, dan memfokuskan fakta yang tercerai-berai ke dalam kesatuan penting dan menyeluruh.

G) Teori
Serangkaian bagian, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena. Teori juga berarti hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.
H) Analogi
Perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama. Ada dua analogi, yaitu:

  • Analogi induktif (khusus ke umum); Baim mendapatkan beasiswa disebuah perguruan tinggi terkemuka di indonesia karena rajin belajar dan berdo’a setiap hari, maka Nizam akan mendapatkan beasiswa disebuah perguruan tinggi terkemuka di indonesia jika rajin belajar dan berdo’a setiap hari.
  • Analogi deklaratif (umum ke khusus); Untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warganya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
I) Hubungan Kausal
Merupakan penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan sebab-akibat.

J) Induksi
Dalam Metode Eksposisi jenis pengembangan dalam penulisan paragraf yang ditulis dengan tujuan menjelaskan atau memberikan informasi dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat.

Kesahihan Penalaran Deduktif
Perhatikan contoh berikut:.
(1) Rumah Rina  terletak di sebelah barat rumah Sarah.
(2) Rumah Sarah terletak di sebelah barat rumah Bella. 
Jadi, rumah Rina  terletak di sebelah barat rumah Bella.


Referensi :
http://ykrespati.wordpress.com/2011/10/27/macam-macam-penalaran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar