Kick Andy .
Analisis Sudut
pandang Etika, Norma, dan Nilai.
Tema : Anti
Korupsi
Bintang tamu :
Kepala Sekolah SMA Kandius, Kudus Jawa Tengah
Upaya yang di
lakukan yaitu sekolah tersebut mengajarkan pendidikan “Anti Korupsi” setiap
hari Sabtu dengan memakai PIN ANTI KORUPSI.
Nilai-nilai yang
di ajarkan adalah Kejujuran. SMA Kandius
ini mempunyai kegiatan yang sangat unik dalam menerapkan nilai kejujuran kepada
seluruh siswa dan staff yang ada di sekolah tersebut. Gerakan ini dimulai Sejak bulan Desember tahun
2005 dengan melakukan “gerakan anti mencontek”. Selain itu ada juga Warung
Kejujuran, Telepon Umum Kejujuran, dan Ular Tangga Kejujuran.
Pada tanggal 19
Desember 2005 pihak sekolah mendeklarasikan upaya-upaya yang akan dilakukan
untuk gerakan anti korupsi antara lain :
1.
Mengundang
aparat-aparat hukum, LSM, dan Bupati
2.
Menggagas
sebuah media
Dalam upaya
tersebut dijelaskan tentang :
1.
Warung
Kejujuran
Membuka warung
kejujuran dilakukan secara mandiri diman diceritakan bahwa warung tersebut di
ibaratkan sebuah Negara, yang manda di dalam nya terdapat transaksi pembelian
secara tunai atau pun hutang (kas bon). Setiap siswa yang membeli barang di
warung tersebut dapat membayar tunai maupun berupa bon. Mereka tidak di paksa
untuk membayar hutangnya akan tetapi di ajarkan untuk “sadar akan kewajiban
membayar hutang”.
Pada
kenyataannya warung kejujuran banyak kehilangan barang, uang pun tidak ada.
Pelajaran yang bisa di ambil dari kejadian ini adalah “ Jika banyak pencuri
yang mengambil barang daari warung tersebut, maka warung pun akan bangkrut. Begitu pula hal nya
dengan suatu Negara yang banyak mencuri
uang rakyat, maka Negara tersebut akan hancur.
2.
Telepon
Kejujuran
Apa arti dari
“Telepon Kejujuran” . Para guru
membolehkan siswa dan siswi membawa Handphone ke sekolah akan tetapi selama
proses bekajar mengajar harus dikumpulkan sampai jam sekolah selesai. Namun
suatu hari ada kejadiaan salah satu handphone siswa hilang dan harganya pun
terbilang mahal. Akhirnya pihak sekolah pun yang menanggung atas kejadian tersebut.
Pihak sekolah pun membuat strategi
dengan menawarkan jasa telepon di sekolah berupa kartu GSM dan CDMA. Setiap
siswa yang ingin menelpon memang tidak di pinta untuk membayar, akan tetapi
sekali lagi sekolah tersebut mengajarkan “kesadaran akan kewajiban mmebayar”.
Alhasil upaya tersebut malah membuat pulsa habis , uang pun tak ada.
3.
Permainan
Ular Tangga Kejujuran
Apakah maksud
dari permainan ini?
Permainan ini
cara nya sama seperti ular tangga pada umumnya. Setiap ular berlomba-lomba
mencapai angka yang tertinggi. Tapi jika sebelum sampai nilai yang tinggi
tersebut, tetapi si ular mendapatkan tangga untuk turun, maka harus mundur.
Permainan tersebut mengartikan bahwa siapa yang melakukan korupsi yang semakin
lama semakin besar, dan suatu saat perbuatannya terbongkar, maka koruptor
tersebut harus di jebloskan, diadili dan di basmi.
Ada suatu kisah
dari seorang tukang becak yang mebuka tempat penjualan bensin di sebuah
pinggiran jalan, Di tempat tersebut dituliskan di sebuah kain “Pom Kejujuran Menuju
Surga”. Mengapa dan apa alasan kalimat tersebut di buat? Tukang becak tersebut
menjual bensin tanpa ditunggui oleh siapapun disitu, jika ada yang membeli
bensin maka silahkan ambil bensin yang di butuhkan dan dengan harapan orang
tersebut sadar untuk membayar nya tanpa di pinta oleh si penjual. Hasil dan
kenyataannya selama satu tahun pun nihil dan ia mengalami kerugian sekitar Rp
5.000.000 . akan tetapi si tukang becak tersebut tidak kapok dan tetap membuka
warung pom bensin nya.
Dari kejadian
ini dapat kita analisis bahwa “jika banyak yang tidak sadar untuk membayar
kewajibannya dan banyak pencuri, maka akan berakibat kerugian, demikian hal nya
jika di ibaratkan suatu Negara yang banyak pencuri atas uang rakyat dan hak-hak
rakyat, maka Negara tersebut akan mengalami kehancuran”.
Ada satu
kejadian lagi di sekolah Kandius dimana banyak siswa yang membawa kendaraan
bermotor ke sekolah sehingga lapangan parker penuh. Maka Kepala Sekolah pun
memberikan kebijakan kepada para siswa bahwa yang boleh membawa motor hanya
yang sudah memilki SIM C. alhasil semua murid mempunyai SIM tersebut padahal
umur mereka belum memenuhi ijin pengendara jika dalam norma-norma. Terlihat
sekali disini ada peran orang tua yang mendukung keinginan sang anak untuk
memiliki Surat Ijin mengemudi (SIM). Kejadian ini memiliki pesan moral agar
para orang tua tidak mendukung memalsukan identitas sang anak hanya untuk
sebuah SIM, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan misalnya
kecelakaan.
Sebuah cerita
unik dari Kepala Sekolah tentang perlombaan “banting buaya”.
Suatu hari dia
pergi ke sebuah pasar malam di mana ada salah satu stan dagangan yang begitu
ramai pengunjung. Si pedagang pun melakukan aksinya “banting buaya” begitu
katanya. Maka Sang Kepala Sekolah mempunyai ide untuk menerapkan pelajaran anti
korupsi dengan membeli boneka karet buaya tersebut yang akan dijadikan objek di
sekolah. Kegiatan banting buaya mengartikan bahwa “ jika ada aparat hukum yang
melanggar peraturan maka sudah seharusnya di banting (di basmi,di adili).
Setiap individu mempunyai cara
tersendiri untuk melawan korupsi, seperti yang dilakukan oleh seorang pelajar
yang mengekspresikan perlawanan korupsi melalui penciptaan sebuah games. Siswa
laki-laki ini memang sudah gemar terhadap animasi computer sejak kelas 5 SD. Pada
game hasil ciptaannya itu di perannkan oleh seekor tikus dan burung garuda.
Tikus yang mengibaratkan sikap pengganggu, mencuri seperti para koruptor,
sedangkan burung garuda sendiri di ibaratkan sebagai pelindung Negara agar
tetap tertib.
Lain halnya dengan seorang wanita yang
mengekpresikan aksi melawan korupsi melalui film pendek. Film tersebut
menceritakan seorang lurah yang terlihat di mata masyarakat adalah sosok yang
bijaksana. Kenyataan berbanding terbalik. Sang lurah dengan tuntutan hidup maka
perlahan-lahan melakukan aksi korup nya dengan menerima sogokan dari para
bangsawan, pengusaha, dan petinggi-petinggi Negara. Ada pula cerita seorang
guru dan murid yang bekerja sama dalam membisniskan buku-buku sekolah untuk
dijual kepada para siswa.
Betapa menyedihkan nya Negara ini jika
korupsi itu tidak hanya dilakukan oleh pemerintahan, tetapi juga bagian kecil
dari pemerintahan yaitu lingkungan masyarakat. Masih sangat kecil presentase
orang-orang yang ingin berbuat jujur. Hal ini dapat terjadi karena faktor
kondisi ekonomi, pendidikan agama, dan psikologi individu itu sendiri.
Ada satu kutipan di akhir acara ini
yaitu “ Kebaikan Lahir dari Kebaikan Sebelumnya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar